KELAS : 4EA17
NPM : 10210090
MATKUL : ETIKA BISNIS
ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Aliran utilitarianisme ini berakar pada ajaran tentang kegunaan atau
utility, yangmenyatakan, bahwa : baik atau buruk sebuah tindakan diukur
dari apakah tindakan itu menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian
yang terbanyak, dengan pengorbanan yang paling sedikit.
Utilitarianisme adalah
paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau
kegunaan dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar,
untuk menentukan bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat
kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. dalam konsep ini dikenal juga “Deontologi” yang berasal dari kata
Yunani “deon” yang berarti kewajiban.
Deontologi adalah teori etika
yang menyatakan bahwa yang menjadi dasar baik buruknya suatu perbuatan adalah
kewajiban seseorang untuk berbuat baik kepada sesama manusia, sebagaimana
keinginan diri sendiri selalu berlaku baik pada diri sendiri.
Menurut paham
Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi
kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan
berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Nilai positif Utilitarianisme
terletak pada sisi rasionalnya dan universalnya. Rasionalnya adalah
kepentingan orang banyak lebih berharga daripada kepentingan individual. secara
universal semua pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan
masyarakat dunia, selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. berbisnis untuk
kepentingan individu dan di saat yang bersamaan mensejahterakan masyarakat luas
adalah pekerjaan profesional sangat mulia. dalam teori sumber daya alam dikenal
istilah Backwash Effect, yaitu di mana pemanfaatan sumber daya alam yang terus
menerus akan semakin merusaka kualitas sumber daya alam itu sendiri, sehingga
diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang terkuras
tidak habis ditelan jaman.
di dalam analisa
pengeluaran dan keuntungan perusahaan memusatkan bisnisnya untuk memperoleh
keuntungan daripada kerugian. proses bisnis diupayakan untuk selalu memperoleh profit daripada
kerugian. Keuntungan dan kerugian tidak hanya mengenai finansial, tapi
juga aspek-aspek moral seperti halnya mempertimbangkan hak dan kepentingan
konsumen dalam bisnis. dalam dunia bisnis dikenal corporate social
responsibility, atau tanggung jawab sosial perusahaan. suatu pemikiran ini
sejalan dengan konsep Utilitarianisme, karena setiap perusahaan mempunyai
tanggaung jawab dalam mengembangkan dan menaikan taraf hidup masyarakat secara
umum, karena bagaimanapun juga setiap perusahaan yang berjalan pasti
menggunakan banyak sumber daya manusia dan alam, dan menghabiskan daya guna
sumber daya tersebut.
kesulitan dalam penerapan
Utilitarianisme yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas merupakan sebuah
konsep bernilai tinggi, sehingga dalam praktek bisnis sesungguhnya
dapat menimbulkan kesulitan bagi pelaku bisnis. misalnya dalam segi finansial
perusahaan dalam menerapkan konsep Utilitarianisme tidak terlalu banyak
mendapat segi manfaat dalam segi keuangan, manfaat paling besar adalah di dalam
kelancaran menjalankan bisnis, karena sudah mendapat ‘izin’ dari masyrakat
sekitar, dan mendapat citra positif di masyarakat umum. namun dari segi
finansial, Utilitarianisme membantu (bukan menambah) peningkatan pendapat
perusahaan.
Istilah utilitarianisme sebagai suatu nama aliran yang berasal dari
kata latin utilis yang berarti berguna. Aliran utilitarianisme ini terbagi
antara lain aliran act utilitarianismserta rule utilirianism yang
sering diterjemahkan sebagai ‘Utilitarianisme tindakan” dan ‘Utilitarianisme peraturan’
Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan kepada dua prinsip,
yaitu :
asosiasi (association principle) serta
- kebahagiaan terbesar (greatest
happiness principle).
- Bagi Bentham, prinsip kebahagiaan terbesar secara singkat
terjadi jika :
“An action is right from an ethnical point of view if and only if the sum
total of utilitiesproduced by the act is greater than tha sum
of total utilities produced by nay other act theagent could
have performed in its place”.
Apa-apa “yang baik” merupakan kesenangan buruk”
adalah rasa sakit. Tindakan “yang baik” secara etika mengacu pada kebijakan dan
kebahagiaan, sedangkan “yangmenghasilkan kebahagiaan terbesar.
Bentham berkeinginan untuk mencari kesamaan mendasar guna mampu
memberikan landasan objektif atas semua norma yang berlaku secara umum
serta yang daopat dietrima oleh masyarakat luas. Caranya ialah dengan
menimbang segi-segi manfaat dibandingkan dengan kerugian setiap tindakan.
Tokoh lain dari aliran utulitarianesme adalah John stuart Mill (1806-1973), seorangpengikut sekaligus
pewaris yang meneruskan pemikiran Bentham. Tema sentral daripemikiran Mill
ialah, bahwa tugas utama seseorang adalah untuk tidak menimbulkanderita
bagi sesama manusia.
Mill menyatakan, bahwa akumulasi asset perlu diikuti oleh distribusi asset
pula demi kebaikan masyarakat. Jika diperlukan, distribusi
asset dapat dipaksakan olehmasyarakat melalui penggunaan pajak, atau penyitaan
asset sekalipun. Hanya Mill tidak menerangkan hubungan antara distribusi
dengan produksi, khususnya alat-alat produksi, yang kemudian dikembangkan
oleh Karl Marx. Terlepas dari kekurangan ataupun
kekeliruannya, Mill merupakan pemikir yang secara tegas meghubungkan (dalamPrinciples) utilitarianisme.
Apabila aliran utilitarianisme hedonis menitikberatkan ajaran mereka pada
kesenangan dan kebahagian perorangan sebagai tolak ukur, maka aliran utilitarianesme Bentham, Mill dan kemudian Henry
Sidgwick (1838-1900), menggeluti pemikiran mereka tentang Kebahagian
individu?. Mereka berpendapat bahwa merupakan tugas individu,
atauperorangan, untuk meningkatkan kebahagian masyarakat secara universal, bukan hanya
kebahagian perorangan saja.
Prinsip utilitarianisme pun dapat menjelaskan mengapa perbuatan seperti
membunuh, berdusta, selingkuh dianggap secara moral adalah salah, sedang
beberapa tindakan lain seperti berterus-terang,
kesetiaan, tepat janji merupakan hal-hal yang benar.Jika orang berdusta
ia merugikan masyarakat karena menebarkan rasa saling tidak percaya diantara
masyarakat sedangkan jika ia berbuat benar maka terciptalah iklim saling percaya, saling
membantu yang mampu memperbaiki kualitas hidup manusia dalam sebuah
masyarakat yang tertib serta rapih.
Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal
abad keXIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan
melaluiasumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat
dirinyasendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari
harga yang diperoleh.
Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi dalam
tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika
maksimalisasi produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang
ada tanpa memerlukan penambahan asset apapun.Kegiatan dinilai efisien apabila
hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal mungkin. Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme,
efisiensi merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang
sebesar-besarnya dengan menggunakan cost yang serendah-rendahannya, seperti
yang dijabarkan oleh ilmu ekonomi secara umum.
- Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Maksud Asas Manfaat atau
Kegunaan, kata Bentham, ialah asas yang menyuruh setiap orang untuk melakukan
apa yang menghasilkan kebahagiaan atau kenikmatan terbesar yang diinginkan oleh
semua orang untuk sebanyak mungkin orang atau untuk masyarakat seluruhnya. Oleh
karena itu, menurut pandangan utilitarian, tujuan akhir manusia, mestilah juga
merupakan ukuran moralitas. Dari sini, muncul ungkapan ‘tujuan menghalalkan
cara’.Nilai
Positif Etika Utilitarianisme antara lain
:
• Pertama,
Rasionalitas.
Prinsip moral yang diajukan
etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak
dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme memberikan
kriteria yang objektif dan rasional.
• Kedua,
Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
Tidak ada paksaan bahwa
orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya.
• Ketiga,
Universalitas.
Mengutamakan manfaat atau
akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral
apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.
- Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar
Penilaian
- Sebuah penilaian mengenai
kesejahteraan manusia, atau utiliti, dan
- Sebuah petunjuk untuk memaksimalkan
kesejahteraan (utiliti), yang didefinisikan sebagai, memberikan bobot
yang sama pada kesejahteraan orang per-orang.
- Analisa keuntungan dan kerugian
Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang
memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak
mungkin.
Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi
kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain
dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi.
Keuntungan dan kerugian,
cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan
kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam
kerangka uang dan untuk jangka panjang.
- Kelemahan Etika Utilitarianisme
- Manfaat
merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan
menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
- Tidak
pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan
hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan
akibatnya.
- Tidak
pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
- Variabel
yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
- Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar