KELAS : 4EA17
NPM : 10210090
MATKUL : ETIKA BISNIS
ETIKA DALAM BISNIS
ABSTRAK
Achmad Romadhoni. 10210090
Penelitian Jurusan Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2013
Kata Kunci: Etika,Bisnis
Dalam mekanisme pasar bebas diberi
kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan
diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing
untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar Etika Bisnis dapat menjadi standar
dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai
pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional. untuk
mengetahui supaya menjadi tahu dan mengerti akan pentingnya bagaimana Etika
Bisnis itu digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. apakah
pelaku bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika didalam menjalankan
bisnisnya? Etika bisnis diperlukan karena kita berbisnis
melibatkan dengan orang lain dan berinteraksi dengan orang lain, selain itu
jika kita mempunyai etika maka akan terbinanya suatu keseimbangan
sosial-ekonomi antara pebisnis tersebut. Jika tidak,
bagaimanakah bentuk pelanggarannya? Walaupun tak secara
lengkap, Perbincangan tentang “etika
bisnis” di sebagian besar pemikiran pebisnis terasa bertentangan dalam dirinya
sendiri, mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani
memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) “bertangan
kotor”. namun jelas masalah yang hendak dikemukakan adalah praktek dunia usaha
yang tidak sehat. Banyak seminar, tulisan serta komentar-komentar para
cendekiawan mengenai topik – topik krisis moral seperti korupsi, kolusi,
oligopoli, manipulasi dan sebagainya. Bagaimana Cara
Mengatasinya?dengan menggunakan prinsip otonomi,kejujuran,keadilan dan saling
menguntungkan.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini
makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama
menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan
luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam
pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk
berkembang mengikuti mekanisme pasar Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang profesional.
Etika bisnis
dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh.
Etika dan
integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran
yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang,
kemampuan untuk mengakui kesalahan dan
belajar dari kegagalan. Jika kita ingin mencapai target ditahun
2014, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis
yang bermoral dan beretika, yang
terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan
menengah kebawah dan pengusaha golongan atas.
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan
jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan
tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang
sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan adanya
moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk
melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi dan kita selaku pealaku
bsinis akan terhindar dari yang namanya pelanggaran yang menyimpang di dalam
etika bisnis.
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan
Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah :
· Apakah pelaku Bisnis yang ada disekitar
kita menggunakan etika didalam menjalankan bisnisnya ?
·
Jika Tidak, bagaimanakah bentuk
pelanggaranya?
·
Apakah Faktor Penyebabnya ?
·
Bagaimana Cara Mengatasinya ?
1.2.2 1.2.2 Batasan Masalah :
Penulis
hanya membatasi permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan bagaimana etika
dalam berbisnis.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui supaya menjadi tahu dan mengerti akan
pentingnya bagaimana Etika
Bisnis itu digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.
BAB
II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika
Etika
Berasal dari bahasa asing : Ethic(s) adalah bahasa inggris, Ethica adalah
Bahasa Latin, dan Ethique adalah Bahasa Prancis.Artinya adalah “Standar tingkah
laku”.Ethic(s) adalah : Perilaku manusia yang baik yaitu tindakan yang tepat,
yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan moral pada umumnya.
Etika
( Bahasa Indonesia ) adalah : kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak atau moral seseorang.atau juga Nilai mengenai Benar atau salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.Menurut para ahli etika tidak lain adalah
aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Pengertian
Etika yang dirumuskan oleh beberapa para ahli : Menurut Drs. O.P. Simorangkir :
Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan
nilai yang baik.
Menurut
Drs.Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : Etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang
ditentukan oleh akal.
Menurut
Drs. H. Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Etika
sendiri adalah ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusuilaan atau etis,
yaitu sama halnya dengan berbicara moral.manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak lainya, antara rohani
dengan jasmaninya, dan antara dengan jasmaninya.terdapat dua macam etika
(keraf.1991 :2003) sebagai berikut:
·
Etika deskriptif
Etika yang menelaah
secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sesuatu yang bernilai.artinya etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya.
·
Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai
sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimilki oleh manusia atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup
ini.
2.2 Pengertian Bisnis
Secara
etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya -penggunaan singular kata bisnis
dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih
luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian.”
Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Dalam
ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis
dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.
Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan
waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis
mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Berikut
ini Beberapa Definisi Bisnis Menurut Para Ahli :
1. Huat, T Chwee (1990)
Bisnis
dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan
institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari.
Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan
kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and
service to satisfy the needs of our society.
2. Steinford ( 1979)
Business
is an institution which produces goods and services demanded by people.”
Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka
lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, sambil memperoleh laba.
3. Griffin dan ebert (1996)
“Business
is all those activities involved in providing the goods and services needed or
desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang
menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan
yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum
maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat
Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha
informal lainnya.
Jenis-jenis
Bisnis seperti yang tertera pada pemabahasan dibawah ini :
1.Monopsoni
Monopsoni,
adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau
menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar
komoditas.Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah Perkebunan dan
industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar dalam harga bagi
petani adalah nonsen. Perlu diteliti lebih jauh dampak fenomena ini, apakah ada
faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani
berpengaruh.
Contohnya
: hanya ada satu perusahaan yang menangani kereta api di Indonesia yaitu,
PT.KAI
2. Monopoli
(dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasardi
mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar
ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”.
Sebagai
penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi
harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit
barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula
sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam
penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda
pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti)
produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap.
3. Oligopoli
adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa
perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari
sepuluh.
Dalam
pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang
terikat dengan permainan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan
tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi,
iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan
tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai
salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk
kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah
satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan
menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara
pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur
pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital
intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri
kertas.
4. Oligopsoni,
adalah keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan
atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar
komoditas.
2.3 Pengertian Etika Bisnis
Merupakan
cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.Pengertian Etika bisnis menurut beberapa ahli
:
Menurut Velasques (2002)
Etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Menurut Steade et al (1984: 701)
Etika
bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat
keputusan bisnis.
Menurut Hill dan Jones (1998)
Etika
bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna
memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan
untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang
kompleks.
Tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
- Utilitarian Approach :
setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
- Individual Rights
Approach : setiap orang dalam tindakan
dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan
ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
- Justice Approach :
para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Dalam
menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
adalah:
1. Pengendalian
diri.
2. Pengembangan
tanggung jawab social (social responsibility).
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh. pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4. Menciptakan
persaingan yang sehat.
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”.
6. Menghindari
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi).
7. Mampu
menyatakan yang benar itu benar.
8. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah.
9. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
10. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode
penulisan ini dengan cara mencari sumber-sumber di internet tentang etika
bisnis. Selain itu data penulisan ilmiah
ini menggunakan data sekunder yang penegertiannya adalah sumber data penelitian
yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara ( diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain ).data sekunder umumnya berpa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Perkembangan
sosial ekonomi akhir – akhir ini semakin marak menjadi sorotan. Walaupun tak
secara gamblang, namun jelas masalah yang hendak dikemukakan adalah praktek
dunia usaha yang tidak sehat. Banyak seminar, tulisan serta komentar-komentar
para cendekiawan mengenai topik – topik krisis moral seperti korupsi, kolusi,
oligopoli, manipulasi dan sebagainya. Fenomena ini menandai adanya suatu
kesadaran untuk mencari alternatif solusi persoalan sosial di luar pertimbangan
material dan rasional semata, tetapi juga pertimbangan – pertimbangan etik.
Dewasa ini kalangan bisnis pun harus memiliki kesadaran akan pentingnya etika
bisnis. Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis
agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Di Indonesia, perkembangan bisnis
maju pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Mulai dari
bisnis secara tradisional maupun bisnis secara on-line. Sejatinya, etika bisnis
harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik
tidak hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan
konsumenpun akan didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui hal
– hal apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang
pebisnis.
Ø Pertanyaan Pertama adalah apakah
pelaku bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika didalam menjalankan
bisnisnya?
Menurut
Saya:
Etika
bisnis diperlukan karena kita berbisnis melibatkan dengan orang lain dan
berinteraksi dengan orang lain, selain itu jika kita mempunyai etika maka akan
terbinanya suatu keseimbangan sosial-ekonomi antara pebisnis tersebut. Bahkan
dalam perkembangannya etika bisnis tidak lagi menjadi beban yang terpaksa harus
dilaksanakan perusahan melainkan sudah menjadi salah satu strategi pengembangan
bagi perusahaan.
Ø Pertanyaan Kedua adalah Jika tidak, bagaimanakah bentuk
pelanggarannya?
Menurut
Saya:
Walaupun
tak secara lengkap, Perbincangan tentang
“etika bisnis” di sebagian besar pemikiran pebisnis terasa bertentangan
dalam dirinya sendiri, mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap
orang yang berani memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling
tidak) “bertangan kotor”. namun jelas masalah yang hendak dikemukakan adalah
praktek dunia usaha yang tidak sehat. Banyak seminar, tulisan serta
komentar-komentar para cendekiawan mengenai topik – topik krisis moral seperti
korupsi, kolusi, oligopoli, manipulasi dan sebagainya.
Ø Pertanyaan Ketiga adalah Apakah factor penyebabnya?
Menurut
Saya:
Ada
satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul berkaitan dengan
hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila “beretika” maka bisnisnya terancam
pailit. Disebagian masyarakat yang nir normative dan hedonistik materialistk,
pandangan ini tampkanya bukan merupakan rahasia lagi karena dalam banyak hal
ada konotasi yang melekat bahwa dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya
dipenuhi dengan praktik – praktik yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.
Ø Pertanyaan Keempat adalah Bagaimana
Cara Mengatasinya?
Menurut Saya:
Fenomena
ini menandai adanya suatu kesadaran untuk mencari alternatif solusi persoalan
sosial di luar pertimbangan material dan rasional semata, tetapi juga
pertimbangan – pertimbangan etik. Selain itu bisa menggunakan norma – norma
manakah atau prinsip etika yang berlaku dalam kegiatan bisnis. Beberapa prinsip umum etika
Bisnis yangberlaku universal, Secara umum, prinsip-prinsip yang
berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan kita sebagai manusia. Demikian pula, prinsip-prinsip itu sangat erat
terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing – masing masyarakat. Bisnis
Jepang akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat Jepang. Eropa dan
Amerika Utara akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat tersebut dan
seterusnya. Demikian pula, prinsip – prinsip etika bisnis yang berlaku di
dindonesia akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyarakat kita.
Namun, sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip etika yang
berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada
umumnya. Disini secara umum dapat dikemukakan beberapa prinsip etika
bisnis tersebut.
- Prinsip otonomi
adalah
sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Untuk bertindak
secara otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya terbaik itu. kebebasan adalah
unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, Kebebasan adalah prasyarat
utama untuk bertindak secara etis, karena tindakan etis adalah tindakan yang
bersumber dari kemauan baik serta kesadaran pribadi.
- Prinsip kejujuran
Terdapat
tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis
tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran.
- Prinsip keadilan
Menuntut
agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil,
serta dapat dipertanggung jawabkan. Keadilan menuntut agar setiap orang
dalam kegiatan bisnis perlu di perlakukan sesuai dengan haknya masing-masing
dan agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
- Prinsip saling menguntungkan (mutual
benefit principle)
Menuntut
agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
Kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak
dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal
yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama
lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Karena anda
ingin untung dan saya pun ingin untung, maka sebaliknya kita menjalankan bisnis
dengan saling menguntungkan. Maka, dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini
menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan win-win situation.
- Prinsip integritas moral
Terutama
dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan,
agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau
orang-orangnya maupun perusahaannya. Dengan kata lain prinsip ini merupakan
tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang
terbaik dan dibanggakan. Dan itu tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya
dengan siapa saja, baik keluar maupun kedalam perusahaan
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Demikian pula
pemerintah nasional maupun asing, juga media massa dan masyarakat setempat. Dalam
kondisi sosial, ekonomi, politik semacam Indonesia, masyarakat setempat bisa
sangat mempengaruhi hidup matinya suatu perusahaan. Ketika suatu perusahaan
beroperasi tanpa memperdulikan kesejahteraan, nilai budaya, sarana dan
prasarana lokal, lapangan kerja setempat, dan seterusnya, akan menimbulkan
suasana sosial yang sangat tidak kondusif dan tidak stabil bagi kelangsungan
bisnis perusahaan tersebut. Dengan demikian, Menjaga etika adalah suatu hal
yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan disamping juga etika
bisnis sangatlah dibutuhkan dalam suatu bisnis karena sifanya yang penting maka
etika bisnis bias dikatakan sebagai Ujung Tombaknya suatu perputaran Bisnis
yang akan dilakukan.
5.2 Saran
Dari kesimpulan
diatas maka penulis memberikan saran kepada Para Pembaca dan Bisnis man agar
Bisa mematuhi dan menjalankan sebuah Program yang Dinamakan Etika Bisnis karena
mutlak sangat penting dan apabila tidak dijalankan maka efeknya akan berbahaya
bagi seorang Pelaku Bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar